Batagor Haji Yunus Bandung

Haji Yunus Bandung adalah inisiatif oleh tokoh nasionalis Jawa Kartini (1851-1902) untuk kota Bandung menjadi negara modal.
Kartini ingin menciptakan lingkungan perkotaan untuk memelihara integrasi nasional melalui penggunaan batik.
Nama batagor haji yunus bandung berarti 'pusat penerimaan haji yunus' dalam bahasa Arab dan mengacu pada warga tua yang berpartisipasi dalam proyek Kartini.

Inisiatif menjadi pusat tenun batik, pendidikan, seni kuliner, olah raga, dan kegiatan lainnya untuk para lansia.
Proyek ini juga mencakup struktur fisik seperti ballroom, restoran, hotel, masjid, dan pasar.
Saat ini, batagor haji yunus bandung menjadi contoh bagaimana warga lanjut usia dapat memperkaya komunitasnya dengan semangat dan keterampilan mereka.
Batagor Haji Yunus Bandung adalah kelompok kerajinan batik untuk lansia di Bandung.
Batik adalah salah satu jenis tekstil tenun tangan dari Indonesia.
Batik adalah simbol integrasi nasional, karena menggabungkan berbagai tradisi dan dartikeln daerah menjadi satu.
Batik memiliki sejarah panjang di Indonesia; itu telah menjadi bagian integral dari budaya dan warisan bangsa.
Penggemar batik berkumpul dalam inisiatif lokal untuk berbagi keterampilan dan minat mereka.
Asosiasi seperti batagor haji yunus bandung mempromosikan penggunaan batik di kalangan orang tua di ibu kota muda Indonesia.
Haji Yunus Bandung terletak di Ciputat di Pulau Sumatera di wilayah metropolitan Jakarta bagian barat.
Luas totalnya 26 hektar dengan sembilan hektar sebagai lahan pengembangan dan 15 hektar sebagai lahan hutan.
Rancangan arsitektur pusat ini didasarkan pada konsep integrasi nasional Kartini melalui seni dan budaya.
Fasad bangunan terdiri dari lapisan warna batu bata untuk mewakili berbagai wilayah di Indonesia - hijau dari Jawa, merah dari Madura dan biru dari Bali.
Setiap lapisan dihiasi dengan dartikeln geometris dan motif bunga untuk secara harmonis memadukan motif tradisional Jawa dengan elemen dartikeln kontemporer Indonesia.
Perpaduan tradisi lama dengan ide-ide baru ini melambangkan bagaimana warga yang lebih tua dapat memperkaya komunitas mereka dengan semangat dan keterampilan mereka.
Tahap pertama batagor haji yunux bandung selartikel pada tahun 1967 di atas lahan seluas 12 hektar di Ciputat, Jakarta Barat dengan dana dari pemerintah Indonesia, masyarakat Jepang dan para pecinta Kartini.
Saat ini berfungsi sebagai rumah orang tua yang disebut 'Batu Gajah' (Puncak Elang), yang sekarang dikenal sebagai 'batagor'.
Semakin banyak bagian yang dibangun, kegunaan baru ditemukan untuk mereka seperti restoran yang dikenal sebagai 'Ketoprak' yang dibuka pada tahun 1970-an, yang menarik penggemar masakan lokal dan internasional.
Saat ini, batagor dilengkapi dengan fasilitas modern namun tetap mempertahankan tradisi seni Jawa mereka melalui mural yang menggambarkan adegan dari Ramayana dan Mahabharata yang ditulis oleh seniman berbakat lokal.
Karena batagor haji yunus bandung mewujudkan cita-cita nasional seperti berbagi budaya dan mengembangkan keterampilan di antara masyarakat.
tua, itu menarik wisatawan dari seluruh Indonesia dan bahkan negara Asia lainnya.
Ini berfungsi sebagai model bagaimana warga lanjut usia dapat memperkaya komunitas mereka dengan minat dan keterampilan mereka.
0 Response to "Batagor Haji Yunus Bandung"
Post a Comment